Sabtu, 09 November 2013

Hama dan penyakit yang menyerang jeruk nipis

Budidaya jeruk nipis bukan hanya sebatas menanam dengan baik dan benar, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar perawatan atau pembudidayaan berjalan dengan baik sehingga menghasilkan peluang bisnis yang lebih baik. Berikut ini adalah Hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman jeruk nipis :
Hama dan penyakit yang menyerang jeruk nipis

Hama
1) Kutu loncat (Diaphorina citri.)
  • Bagian yang diserang adalah tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda. Gejala: tunas keriting, tanaman mati. Pengendalian: menggunakan insektisida bahan aktif dimethoate. Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, Selain itu buang bagian yang terserang.
2) Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)
  • Bagian yang diserang adalah tunas muda dan bunga. Gejala: daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa. Pengendalian: menggunakan insektisida dengan bahan aktif Methidathion, Dimethoate,
3) Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)
  • Bagian yang diserang adalah daun muda. Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok. Pengendalian: semprotkan insektisida dengan bahan aktif Methidathion. Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.
4) Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)
  • Bagian yang diserang adalah tangkai, daun dan buah. Gejala: bercak keperakperakan atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun. Pengendalian: semprotkan akarisida berahan aktif Propargite, Dicofol,
5) Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)
  • Bagian yang diserang adalah buah. Gejala: lubang yang mengeluarkan getah. Pengendalian: memetik buah yang terinfeksi kemudian menggunakan insektisida Methomyl,  Methidathion yang disemprotkan pada buah berumur 2-5 minggu.
6) Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.)
  • Bagian yang diserang Helopeltis antonii. Gejala: bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang pada tunas dan buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis. Pengendalian: semprotkan insektisida dengan bahan aktif Methomil.
7) Ulat penggerek bunga dan puru buah (Prays sp.)
  • Bagian yang diserang adalah kuncup bunga jeruk manis atau jeruk bes. Gejala: bekas lubang-lubang bergaris tengah 0,3-0,5 cm, bunga mudah rontok, buah muda gugur sebelum tua. Pengendalian: gunakan insektisida dengan bahan aktif Methomyl dan Methidathion. Kemudian buang bagian yang diserang.
8) Thrips (Scirtotfrips citri.)
  • Bagian yang diserang adalah tangkai dan daun muda. Gejala: helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang-kadang disertai nekrotis. Pengendalian: menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar matahari measuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami. Kemudian gunakan insektisida berbahan aktif,  pada masa bertunas.
9) Kutu dompolon (Planococcus citri.)
  • Bagian yang diserang adalah tangkai buah. Gejala: berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur. Pengendalian: gunakan insektisda Methomyl, Methidathion. Kemudian cegah datangnya semut yang dapat memindahkan kutu.
10) Lalat buah (Dacus sp.)
  • Bagian yang diserang adalah buah yang hampir masak. Gejala: lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah. Pengendalian: gunakan  Feromon Methyl-Eugenol atau protein Hydrolisate.
11) Kutu sisik (Lepidosaphes beckii Unaspis citri.)
  • Bagian yang diserang daun, buah dan tangkai. Gejala: daun berwarna kuning, bercak khlorotis dan gugur daun. Pada gejala serangan berat terlihat ranting dan cabang kering dan kulit retak buah gugur. Pengendalian: gunakan pestisida  Methidhation.
12) Kumbang belalai (Maeuterpes dentipes.)
  • Bagian yang diserang adalah daun tua pada ranting atau dahan bagian bawah. Gejala: daun gugur, ranting muda kadang-kadang mati. Pengendalian: perbaiki sanitasi kebun, kurangi kelembaban perakaran. Kemudian gunakan insektisida Carbaryl (Sevin 85 S) dan Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G).
Penyakit
1) CVPD
  • Penyebab: Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri. Bagian yang diserang: silinder pusat (phloem) batang. Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye. Pengendalian: gunakan tanaman sehat dan bebas CVPD. Selain itu penempatan lokasi kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan insektisida untuk vektor dan perhatikan sanitasi kebun yang baik.
2) Tristeza
  • Penyebab: virus Citrus tristeza dengan vektor Toxoptera. Bagian yang diserang jeruk manis, nipis, besar dan batang bawah jeruk Japanese citroen. Gejala: lekuk batang , daun kaku pemucatan, vena daun, pertumbuhan terhambat. Pengendalian: perhatikan sanitasi kebun, memusnahkan tanaman yang terserang, kemudian kendalikan vektor dengan insektisida Supracide atau Cascade.
3) Woody gall (Vein Enation)
  • Penyebab: virus Citrus Vein Enation dengan vektor Toxoptera citridus, Aphis gossypii. Bagian yang diserang: Jeruk nipis, manis, siem, Rough lemon dan Sour Orange. Gejala: Tonjolan tidak teratur yang tersebar pada tulang daun di permukaan daun. Pengendalian: gunaan mata tempel bebas virus dan perhatikan sanitasi lingkungan.
4) Blendok
  • Penyebab: jamur Diplodia natalensis. Bagian yang diserang adalah batang atau cabang. Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas. Pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi, bekas potongan diberi karbolineum atau fungisida Cu. dan fungisida Benomyl 2 kali dalam setahun.
5) Embun tepung
  • Penyebab: jamur Odidium tingitanium. Bagian yang diserang adalah daun dan tangkai muda. Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda. Pengendalian: gunakan fungisida.
6) Kudis
  • Penyebab: jamur Sphaceloma fawcetti. Bagian yang diserang adalah daun, tangkai atau buah. Gejala: bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye. Pengendalian: pemangkasan teratur. Kemudian gunakan Fungisida Dithiocarbamate /Benomyl (Benlate).
7) Busuk buah
  • Penyebab: Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Bagian yang diserang adalah buah. Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit. Pengendalian: hindari kerusakan mekanis, celupkan buah ke dalam air panas/fungis, pelilinan buah dan pemangkasan bagian bawah pohon.
8) Busuk akar dan pangkal batang
  • Penyebab: jamur Phyrophthoranicotianae. Bagian yang diserang adalah akar dan pangkal batang serta daun di bagian ujung dahan berwarna kuning. Gejala: tunas tidak segar, tanaman kering. Pengendalian: pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah.
9) Buah gugur prematur
  • Penyebab: jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian yang diserang: buah dan bunga Gejala: dua-empat minggu sebelum panen buah gugur. Pengendalian: Fungisida Benomyl atau .
10) Jamur upas
  • Penyebab: Upasia salmonicolor. Bagian yang diserang adalah batang. Gejala: retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas. Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan disaput fungisida carbolineum. Kemudian potong cabang yang terinfeksi.
11) Kanker
  • Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris Cv. Citri. Bagian yang diserang adalah daun, tangkai, buah. Gejala: bercak kecil berwarna hijau-gelap atau kuning di sepanjang tepi, luka membesar dan tampak seperti gabus pecah dengan diameter 3-5 mm. Pengendalian: Fungisida Cu seperti Bubur Bordeaux, Copper oxychlorida. Selain itu untuk mencegah serangan ulat peliang daun adalah dengan mencelupkan mata tempel ke dalam 1.000 ppm Streptomycin selama 1 jam.

Peluang dan Prospek usaha bisnis budidaya jeruk nipis

Jika umumnya jeruk nipis berbiji, kini muncul jeruk nipis tanpa biji yang keberadaannya mulai diminati konsumen. Tak heran jika permintaan bibit jeruk nipis tanpa biji laris manis di masyarakat, seperti dialami Teguh Jaya yang  menjalasi usaha budidaya bibit jeruk nipis jumbo tanpa biji. Bahkan saat ini diantara bibit tanaman buah yang ia budidaya, jeruk nipis tanpa biji paling banyak peminatnya.
Peluang dan Prospek usaha bisnis budidaya jeruk nipis

Teguh Jaya memulai usaha pembibitan tanaman jeruk nipis sejak tahun 2005. Ia mengeluarkan modal sekitar Rp 25 juta untuk sewa lahan, bahan baku (membeli benih tanaman buah seharga Rp 50 ribu/kg), peralatan pertanian dan lain-lain. Teguh juga membeli bibit jeruk nipis jumbo tanpa biji sekitar 25-30 bibit ukuran 20-50 cm seharga Rp 40 ribu per bibit dari temannya di Malang bernama Taufik di Desa Tanjung Kalang, Kec. Ngronggot Nganjuk Jawa Timur. Ia pun memperbanyak bibit tanaman buah di kebunnya di kawasan Jl. Simpang KH Yusuf Perum Puri Kartika Asri Malang Jawa Timur seluas 2,5 Ha yang disewanya dengan harga Rp 2 juta per tahun.

Usaha pembibitan tanaman buah masih terbuka dan sangat bagus kke depannya dengan persaingan belum ketat. Jumlah para pelaku usaha ini masih kurang dibandingkan dengan besarnya permintaan bibit tanaman, terutama tanaman buah. Adapun strategi untuk mengatasi persaingan antara lain mengutamakan keaslian/kemurnian bibit, melakukan inovasi, dan kejujuran serta keuletan dalam mengambil peluang.

Bibit jeruk nipis jumbo asal Thailand tanpa biji yang dijual Teguh bervariasi harganya. Bibit setinggi 10-20 cm dihargai Rp 40-50 ribu/batang, bibit setinggi 20-40 cm Rp 60-70 ribu/batang, dan bibit setinggi 60 cm-1 m Rp 90-100 ribu/batang. Ia paling banyak menjual ukuran 30 cm dengan harga Rp 70 ribu/batang. Harga tersebut masih bisa berubah tergantung ukuran batang dan polybag. [sumber]

Prospek Budidaya Jeruk Nipis Lainnya
Ada secerah harapan terpanear dari raut muka Kosim (39 tahun) petani asal Kabupaten Subang. Tanaman jeruk nipis (Citrus aurantifolia) yang dibudidayakan pada luas lahan 77 hektare di lahan milik Perum Perhutani KPH Indramayu, lokasi Balaraja, Kecamatan Gantar, BKPH Haurgeulis, tumbuh dengan subur. Bahkan, dari luas lahan tersebut, 135 hektarnya sudah mulai berbuah. “Panenan pertama kemarin, mancapai delapan kuwintal. Alhamdulillah,” tutur Kosim. Jeruk nipls itu, dijual ke pasaran dengan harga Rp 5.000 per kg.

Awal pengembangan budidaya jeruk nipis yang dilakukan Kosim terjadi pada 2008 lalu. Saat itu, sepulangnya darl merantau di Pekanbaru, Riau, dia kernbali ke Subang. Namun, karena tak memiliki lahan yang cukup untuk bertani, Kosim akhirnya mendatangi plhak Perhutanl di wllayah Haurgeulis, Kabupaten Indramayu untuk mendapat lahan garapan.

Apalagi, dia pun melihat, tanah di kawasan hutan jati itu cocok juga untuk budidaya tanaman jeruk nipis. “Tanah di Haurgeulis ini cocok untuk tumbuh kembang tanaman jeruk nipis, eksponen hidogennya (PH) nya di atas 5,” katanya.

Setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan pihak Perhutani, Kosim bersama 40 anggotanya, akhirnya memulai usahanya bercocok tanam jeruk nipis. Dia mengakui, semula pihak Perhutani ragu dengan reneananya itu karena dikhawatirkan akan mengganggu perturnbuhan tanam lnduk, Jati.

Namun. kekhawatiran itu ditepisnya, karena tanaman tumpangsari jeruk nipis tidak akan mengganggu pertumbuhan tanam jati. Dan itu pun dlbuktikannya, setelah tanaman jeruk tumbuh besar dan mulai berbuah. “Dari luas lahan 77 hektare itu, ada 2.330 pohon jeruk nlpis,” katanya. Dikatakan Kosim biaya usaha tani tanaman jeruk nipisnya itu diperoleh dari sisa hasil penjualan tanaman tumpangsari lainnya di kawasan hutan tersebut.

Selain jeruk nipis yang kini menjadi pilot project Perhutani, Kosim juga tengah mengembangkan usaha jeruk limo. Untuk jeruk limo inl, sudah tertanam sebanyak 2.800 batang. “Untuk budidaya jeruk di tanan Perhutani lni, kami menerapkan sistem sharing. yakni 15 persen untuk Perhutani dan 85 persen penggarap,” katanya.

Dikatakan H Anwar Fathoni, pembimbing petani penggarap yang juga Ketua Paguyuban Masyarakat Desa Hutan, Indramayu, prospek jeruk nipis saat ini eukup menggembirakan. Bahkan, sudah ada tiga perusahaan besar yang mengajaknya bekerja sama dengan kapasitas 70 ton per pekan. Pihak perusahaan pun menetapkan harga kontrak antara Rp 3.50()’Rp 4.000 per kg.

“Namun terus terang, kami belum mampu menyediakan jumlah sebanyak itu. Mungkin kedepannya bisa dilakukan setelah lahan yang 77 hektare yang dikelola oleh Kosim dan anggotanya itu sudan produksi optimal,” katanya. Dia menambahkan, selain budidaya jeruk, yang saat ini dikembangkan oleh petani penggarap adalah papaya jenis California.

Asper Gantar, Nanang Hilman menambahkan, hutan di wilayah Gantar sebelumnya kerap terjadl kebakaran jika musim kemarau. Namun, kata dia, setelah adanya kerja sama dengan penggarap melalui program PHBM, tingkat kebakaran hutan itu dapat diminimalisasi. “Ini karena para penggarap juga bertanggung jawab untuk menjaga tanaman induk dan tumpangsarinya. Ya, simbiosis mutualisme saling menguntungkan,” katanya.

Ditambahkan Wakil Administratur/KPH Indiamayu, Imam Widodo, melalui pengelolaan hutan tersebut, Perhutani KPH Indramayu berkontribusi kepada PDA Kabupaten Indramayu sebesar Rp 1,39 mlliar, Selain itu, kontribusi untuk masyarakat desa hutan pun jumlahnya cukup besar. Antara lain kontribusi tidak langsung yang mencapai Rp 41,1 miliar dan kontribusi langsung berupa pernbayaran upah kerja 5.940 tenaga kerja sebesar Rp 17.5 miliar. [sumber]