Desain
Smartfren Andromax C3 berpenampilan simpel, dimensi dan bobot handset terasa pas untuk digenggam. Casing belakang yang terbuat dari plastik itu tak mengkilap, pun tidak begitu licin. Ada tiga pilihan warna casing belakang yang ditawarkan Smartfren Andromax C3, yaitu kelabu seperti yang kami pegang, hitam atau putih. Layar 4 inch terbilang standar untuk sebuah smartphone. Dukung lima titik sentuh, respon layar cukup sensitif. Tak tampak pengaturan otomatis pada brightness maupun fitur ekstra lainnya untuk layar
Kinerja
Android yang dibenamkan sudah menggunakan versi KitKat. Sementara prosesornya Snapdragon dual-core 1,2 GHz dan Adreno 302, keduanya buatan Qualcomm, plus RAM hanya 512 MB. ROM yang hanya 4GB itu berbagi memori dengan sistem. Namun storage masih bisa digenjot dengan slot microSD yang dukung kapasitas sampai 32GB. Seperti smartphone keluaran Smartfren lainnya
, tak ada UI khusus meski jendela Home dijejali banyak widget dan pintasan aplikasi bawaan Smartfren. Tak tampak fitur penghemat baterai. Yang penting diingat, kita bisa memanfaatkan Qualcomm Quick Charge untuk pengisian daya dalam waktu lebih singkat. Dengan catatan, charger beraya minimal 1 Ampere. Kalau hanya dipakai bertelepon dan SMS, serta sesekali cek media sosial, baterai bertahan lebih dari sehari. Tapi kalau banyak motret atau banyak main game bahkan online terus memakai WiFI, paling kuat baterainya bertahan dari pagi sampai sore.
Berbagi akses internet bisa dengan hotspot, USB tethering maupun Bluetooth tethering, karena paketan ini dari Smartfren, pastinya CDMA adalah ases internet yang utama, dan pastinya pula sudah dengan EVDO Rev A yang setara dengan 3G, sedangkan yang GSM dibatasi sampai EDGE saja. Ada dua tombol Call di Phone, begitupun dua tombol Send di Messaging. Sayang, tak bisa video call, tak ada kamera depan malah! Wifi dilengkapi dengan Wifi direct, Bluetooth didukung transfer file antar perangkat. Dikoneksi via kabel USB ke PC komputer handset langsung dikenali dan dibaca dengan baik sebagai drive. Di handset tersedia sejumlah opsi untuk USB connection.
Multimedia
Suara yang dihasilkan speaker maupun earset terdengar jernih. Apalagi kalau pakai Play Music, kita bisa memanfaatkan equalizer Qualcomm Snapdragon Audio+. Sangat lumayan untuk memoles kualitas audio. Fitur serupa tampaknya tak bisa diakses dari Music. Seperti biasa, earset wajib tercolok untuk aktifkan radio FM. Disini kita bisa merekam siaran radio dengan pilihan 5 menit sampai tak terbatas. Ada pula pengaturan Sleep yang otomatis akan mematikan siaran radio setelah 15 menit sampai 1 jam. Player video tampaknya hanya bisa diputar file yang 480p.
Kamera
Seperti kebanyakan smartphone low-end, Andromax C3 tak punya kamera depan. Jadi, keinginan unuk berselfie ria agak terganggu dan sulit diwujudkan. Kamera utamanya memang sudah mencapai 3 MP meski interpolasi. Makanya foto ( dan video) yang dihasilkan tergolong standar. Pengambilan gambar jarak dekat pun tak mudah dilakukan. Selanjutnya, ketiadaan flash menambah kesulitan pada pengambilan gambat yang minim pencahayaan. Dibutuhkan kerja keras untuk mendapatkan hasil gambar yang maksimal. Selain mode foto dan video, hanya ada panoama. Untuk pindah antar moda, lewat ikon di sisi shutter.
Fitur kamera pastinya sangat simpel. Diantara pengaturan foto, yang cukup menarik adalah Face detection, ISO, Red eye reduction, serta adanya shutter sound dan countdown timer dengan beep duing countdown-nya. Sementara pada pengaturan video, tampak DIS, Time lapse, video encoder dan audio encoder. Jika sempat keluar dari aplikasi Camera atau camcorder, kita harus masuk dulu ke Gallery untuk lihat hasilnya. Ada editor foto maupun pemotong video. Pun kemudahan sharing ke media sosial.
Harga Smartfren Andromax C3 : Rp. 499.000,-
Angka 500 ribu kurang seribu rupiah dipatok untuk menembak kalangan pemula. Kami anggap jitu, mengingat di pasar sudah penuh dengan smartphone sejenis. Ada LG L20 yang dibanderol 800 ribu.