- DESIGN90
- DISPLAY70
- FEATURES80
- FUNCTIONALITY80
- BATTERY75
- VALUE55
Di antara rangkaian gawai sandangan (wearable) bersistem Android Wear, Pebble masih bersinar dan percaya diri dengan platform buatan sendiri. Perusahaan yang mengawali langkah di situs pengumpul dana (crowdfunding) ini sekarang punya jam tangan pintar generasi kedua bernama Pebble Time.
Meja redaksi Beritagar.id kedatangan salah satu varian Pebble Time, Pebble Time Round. Di Indonesia, Jam tangan tangan pintar ini dihargai Rp4 juta --lebih mahal dari Pebble Time reguler seharga Rp2,6 juta. Di Amerika Serikat, kampung halaman Pebble, jam tangan ini dijual sekitar USD250 (Rp3,4 juta).
Sekarang pertanyaannya, apakah harga itu pantas disematkan pada jam tangan yang tersedia dalam pilihan warna populer hitam, perak, dan emas ini?
Desain
Bicara soal jam tangan, selalu ada dua kubu pengguna. Sebagian orang senang menggunakan jam berbentuk persegi, sebagian lain menyukai jam tangan berbentuk bundar --seperti bentuk Pebble Time Round.
Selain desain bagus, Pebble Time Round punya bodi cukup tipis -- 7,5mm. Bandingkan dengan Moto 360 generasi pertama yang memiliki ketebalan 11,5mm.
Selain tipis, bobotnya juga ringan --hanya 28 gram. Mengenakan jam ini di pergelangan tangan seolah Anda tidak menyadarinya.
Namun bagi Anda yang memiliki lingkar pergelangan tangan cukup besar akan terlihat kurang pantas menggunakan Pebble Time Round. Diameternya hanya 38,5mm atau setara lingkar jam tangan wanita. Tapi jam ini bersifat unisex (semua jenis kelamin).
Bodi material Pebble Time Round terbuat dari metal, bukan plastik. Bisa jadi ini pula yang menyebabkan harganya cukup mahal.
Sedangkan talinya cukup lembut dengan dua pilihan lebar --20 mm dan 14 mm. Tapi lantaran bahannya cukup lembut, dia mudah berkerut hingga berbekas dan terkesan tidak tahan lama. Namun tali jam Pebble masih mungkin Anda ganti.
Fungsionalitas
Layaknya jam tangan pintar, Pebble Time Round dapat melontarkan lebih sekadar informasi waktu dan tanggal. Jika terkoneksi dengan ponsel pintar, jam tangan ini dapat menampilkan notifikasi telepon; SMS; surel; layanan pesan WhatsApp, Line, BBM; serta pengendali pemutar musik, dan banyak lagi. Semuanya tampil dalam proyeksi layar warna 1,25 inci berjenis e-ink.
Lantaran menggunakan sistem operasi terbuka Pebble OS 2.0, Anda dapat menambahkan sejumlah aplikasi dari Pebble Store untuk menambahkan fungsi. Tidak ketinggalan kemampuan mengganti tampilan jam dengan bebas.
Keunggulan Pebble dibanding jam tangan pintar Android Wear atau Apple Watch adalah layar terlihat cukup mumpuni untuk dibaca kendati lampu latar mati (goyangkan jam untuk menyalakan lampu). Namun lampu latar yang menyala justru mengungkap kelemahannya dibandingkan para kompetitor.
Saat layar menyala, tampilan terlihat sangat kusam, persis layar berwarna ponsel 10 tahun lalu. Hal ini sangat jelas ketika warna layar hitam akan berubah menjadi abu-abu.
Di luar soal penampilan, jam tangan Pebble tidak mengusung layar sentuh sehingga disediakan empat tombol operasi.
Kami menilai sistem operasi yang digunakan terasa matang dan stabil. Antarmukanya memang sekadarnya jika dibandingkan platform sandangan lain, namun justru kesederhanaan ini justru membuat nyaman digunakan sehari-hari. Antarmuka kompleks lebih baik diterapkan di ponsel, jangan di tangan Anda.
Satu fungsi lain yang memudahkan adalah kemampuan membalas pesan dan menjawab telepon langsung. Hal ini memungkinkan karena terdapat mikrofon di gawai ini.
Pebble Time Round dapat dihubungkan ke ponsel pintar berbasis Android ataupun iOS. Namun karena sifat Android yang lebih terbuka, Pebble Time Round akan menawarkan beberapa fungsi yang lebih dalam dibanding dengan iOS. Kami mengulas jam ini dengan menggunakan iPhone 5s.
Baterai
Titik inilah kelemahan terbesar Pebble Time Round. Bila Pebble Time menawarkan daya tahan hingga tujuh hari, Pebble Time Round hanya tahan dua hari. Dua jam ini menggunakan sistem pengisian baterai dengan kabel magnetic.
Daya tahan dua hari memang masih tergolong wajar jika dibandingkan dengan sandangan Android Wear. Masalahnya, Pebble sejak awal mengklaim punya keunggulan pada daya tahan baterai.
Saat kami gunakan sehari-hari, baterai Pebble Time Round dapat bertahan hingga dua setengah hari meski cukup banyak notifikasi masuk. Tapi sebagai catatan, kami menonaktifkan fitur getar (vibration). Jika diaktifkan, baterai hanya mampu bertahan satu setengah hingga dua hari.
Jika tidak dihubungkan dengan ponsel sama sekali, daya tahannya bisa lebih dari tiga hari.
Tapi pengisian daya baterai ini sangat cepat. Dari posisi kosong hingga penuh hanya butuh kurang dari satu jam. Jika memang tidak memungkinkan, hanya mengecas selama 15 menit dapat bertahan hingga satu hari.
Bila Android Wear akan mati total jika kehabisan baterai, Pebble justru berubah jadi jam biasa saat kehabisan tenaga. Jadi Anda tak perlu khawatir bila belum melakukan pengisian daya.
Kesimpulan
Pebble Time Round merupakan jam yang mendekati sempurna kendati tetap punya beberapa kelemahan. Dengan desain kokoh, tali yang nyaman, dan platform matang, jam tangan ini dapat membantu Anda di saat sibuk serta tak sempat memeriksa ponsel.
Fitur tahan air juga membuat Anda tak perlu khawatir saat mencuci tangan. Namun kami menyarankan jangan dibawa berenang atau menyelam di laut.
Anda juga dimudahkan menambah aneka fungsi dan fitur dengan penggunaan platfom terbuka. Tentu saja ragam aplikasi di Pebble OS 2.0 tidak sekaya Android Wear ataupun Apple Watch dengan Watch OS.
Tapi harga jual yang tinggi bisa menjadi menjadi batu sandungan. Dengan harga Rp4 juta Anda bisa mendapatkan Android Wear seperti Moto 360 generasi kedua, atau menambahkan sedikit uang bisa membawa pulang Apple Watch. Tapi Pebble Time Round masih bisa berfungsi sebagai jam meski daya "pintarnya" habis.
Kelebihan
- Desain tipis
- Nyaman digunakan dari sisi desain hingga antarmuka
- Daya tahan baterai tergolong baik
Kekurangan
- Mahal
- Layar tidak sebagus kompetitor